Arsip Sebagai Histori Dan Aset Daerah

Dewi: Perlu Dikenalkan

MEDIAKATA.COM, SAMARINDA– Arsiparis Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) Dewi Susanti menyoroti situasi sejarah Kaltim. Ia mengungkapkan DPK Kaltim memiliki koleksi sejarah berkaitan dengan situasi, kondisi, dan lokasi di beberapa wilayah borneo.

Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar pernah terjadi pada masa lalu/lampau. Oleh karenanya, dapat dikatakan sejarah apabila berhubungan dengan peristiwa dalam kurun waktu dan di lokasi tertentu.

Arsiparis Ahli Madya DPK Kaltim Dewi Susanti menyoroti pentingnya menjaga sejarah tersebut. Menurutnya, benua etam merupakan salah satu wilayah dengan sejumlah sejarah yang kaya. Mulai dari sejarah kerajaan, pemerintahan Hindia Belanda, hingga tempat-tempat bersejarah.

DPK Kaltim yang memiliki tugas menghimpun arsip termasuk arsip sejarah, Dewi menjelaskan pihaknya memiliki koleksi berharga berkaitan dengan asal muasal benua etam.

Seperti Sejarah Kerajaan. DPK Kaltim memiliki arsip sejarahnya. Kerajaan Sultan Kutai di Kutai Kartanegara, Kerajaan Tanah Paser Belengkong, Kerajaan Sambaliung dan Gunung Tabur di Berau.

Tak hanya itu, ia pun membeberkan DPK Kaltim juga menghimpun arsip sejarah Kaltim bergabung dengan NKRI, pemerintahan Hindia Belanda, dan pemerintahan Indonesia yang lama di Kaltim.

Arsiparis Kaltim itu pun mencontohkan Tugu Pembantu dan Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) sebagai bentuk pemerintahan pada masa orde baru.

“Kalimantan Timur dulu sebelum otonomi daerah ada namanya tugu pembantu,” jelasnya, Senin (30/10/2023)

Lebih lanjut, pun membeberkan tugu pembantu memiliki wilayah binaannya sendiri. Tugu pembantu wilayah Kalimantan utara meliputi Tarakan, Malino, Nunukan. Sedangkan Wilayah Selatan meliputi Balikpapan, Kukar, Paser, dan PPU. Hal tersebut, ia ungkapkan kala itu, menjadi tangan panjang Gubernur. Sebab, luasnya wilayah Kaltim.

DPK Kaltim pun juga memiliki arsip bagaimana peran BP7 sebagai pedoman GBHN bagi warga negara.

“Jadi dulu kalau kita mau masuk lembaga pendidikan dan sampai masuk CPNS itu ada namanya riwayat. Bagaimana kita berwawasan Nusantara dan berjiwa patriotik tentang Pancasila,” jelasnya Dewi.

Hal itulah yang menjadi motivasi pihak DPK Kaltim, untuk mengenalkan pada generasi muda. Guna memberikan pengetahuan berkaitan dengan situasi Kaltim kala itu.

“Kalau generasi yang sekarang mungkin tidak tahu bahwa itu lembaga ada, tapi oleh lembaga kearsipan lah menyelamatkan cerita lembaga ini pernah ada. Sehingga perlu dikenalkan,” tuturnya.

Dalam menghimpun setiap koleksi arsip sejarah, Dewi mengutarakan bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki dan mengumpulkan sejarahnya. Berkaitan dengan itu, pihaknya pun menuliskan ke dalam bentuk buku. Sebagai referensi history yang sebenarnya.

“Jadi di sini bukan hanya dikenal dalam bentuk tekstual konvensional, no, semua rekam jejak dalam bentuk apapun itu adalah arsip,” tegasnya.

[ADV/RUL/TSN]

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *