MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Sebuah pabrik smelter berjenis nikel terbakar hebat di Kelurahan Pendingin Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar) pada Kamis (16/5/2024) sore menjelang maghrib. Hal tersebut, justru memberikan imbas kepada para pekerja.
Meski api tidak sampai membesar. Namun, peristiwa tersebut telah menyebabkan dua pekerja mengalami luka ringan.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi mengungkapkan, perlu adanya perhatian serta peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) lebih diperhatikan saat pabrik dioperasikan oleh pekerja.
Sehingga, ia pun mengimbau agar penanggung jawab dari PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) di Sangasanga merumuskan upaya keselamatan. Agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
“Serta pihak manajemen harus proaktif dalam meningkatkan safety dan penerapan K3 di perusahaannya,” ungkapnya Reza, Rabu (22/5/2024).
Sebelumnya diberitakan, Pihak pabrik smelter nikel di Kelurahan Pendingin Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar), memberikan penjelasan soal kebakaran yang terjadi.
Diketahui, kebakaran terjadi akibat slag nikel atau material dengan suhu panas tinggi bertemu air kolam pendingin dengan debit air yang kurang dari minimal tampung. Sehingga, menimbulkan letupan api pada area pabrik Smelter Nikel.
Legislator Kaltim itu mengingatkan, kejadian itu bukanlah perihal yang ringan. Sebab, keselamatan pekerja merupakan tanggung jawab perusahaan.
Ia pun menegaskan, agar para pimpinan PT KFI memanajemen standar keselamatan kembali, dan belajar dari kejadian yang sebelum-sebelumnya. Tak hanya itu, instruksi, himbauan, dan pelatihan K3 serta penerapannya pun mesti dilakukan.
“Termasuk pemeriksaan terhadap kelengkapan fasilitas proteksi kebakaran,” terangnya.
Politisi Fraksi Gerindra itu berharap, kecelakaan dan kebakaran yang telah terjadi dapat dijadikan pembelajaran. Sehingga lingkungan kerja di Smelter Nikel dapat dijalankan dengan rasq lebih aman serta kondusif.
“Saya berharap agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja di smelter (nikel) tersebut,” pungkas Reza.












