Potensi Perikanan Melimpah, Nelayan Sebulu Masih Hadapi Banyak Tantangan

Ilustrasi Sektor Perikanan. (Istimewa)

MEDIAKATA.COM, Kukar – Potensi sektor perikanan yang besar di Kecamatan Sebulu dinilai belum sepenuhnya mampu mendongkrak kesejahteraan para nelayan setempat.

Meski hasil tangkapan ikan melimpah, berbagai kendala klasik seperti keterbatasan modal usaha, akses pasar yang sempit, hingga infrastruktur pendukung yang belum optimal masih menjadi tantangan utama di lapangan.

“Kami melihat langsung di lapangan, nelayan kita ini punya semangat besar, tapi kendalanya masih banyak, terutama pada modal dan pemasaran,” ujar Kasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kecamatan Sebulu, Nurul Yakin, pada Kamis (21/8/2025).

Ia menjelaskan bahwa program Kredit Kukar Idaman yang digagas pemerintah kabupaten sebenarnya memberi angin segar dalam hal permodalan. Namun, realisasi program tersebut belum bisa menjangkau seluruh nelayan di wilayahnya.

“Program ini sangat membantu dalam hal modal awal, tetapi jujur saja, masih jauh dari cukup. Banyak nelayan yang belum bisa mengaksesnya karena keterbatasan administrasi maupun sosialisasi,” ucapnya.

Menurut Nurul, tantangan lain yang tidak kalah mendesak adalah terkait distribusi hasil tangkapan. Ia menyebutkan, nelayan masih bergantung pada pasar lokal dengan fluktuasi harga yang tinggi, sehingga menyulitkan mereka memperoleh pendapatan yang stabil.

“Pasar lokal memang cepat, tapi harganya sangat tidak menentu. Kalau panen banyak, justru harganya jatuh. Nelayan jadi bingung harus jual ke mana lagi,” ungkapnya.

Guna mengatasi persoalan ini, pihak kecamatan mendorong kerja sama yang lebih intensif dengan Dinas Perikanan dan lembaga teknis lainnya. Nurul menekankan pentingnya pelatihan pengolahan hasil tangkap, pendampingan usaha, serta pembukaan akses pasar ke luar daerah.

“Harapan kami, ada pembinaan rutin yang tidak hanya datang saat ada proyek, tapi benar-benar berkelanjutan. Nelayan kita perlu dukungan jangka panjang,” tegasnya.

Selain itu, infrastruktur penunjang seperti cold storage dan transportasi yang layak juga dinilai menjadi kebutuhan mendesak. Keberadaan fasilitas tersebut dipercaya dapat menjaga kualitas hasil tangkapan serta memberikan fleksibilitas waktu bagi nelayan dalam menjual ikan.

“Kalau fasilitas seperti cold storage ada, nelayan tidak perlu buru-buru menjual dengan harga murah karena kualitas tangkapan bisa lebih lama terjaga,” jelasnya.

Nurul menambahkan bahwa pihak kecamatan siap berperan aktif sebagai penghubung antara nelayan dan pemerintah kabupaten. Ia menekankan pentingnya perhatian serius terhadap sektor perikanan sebagai bagian dari ketahanan pangan daerah.

“Kami di kecamatan akan terus menyuarakan aspirasi nelayan agar Pemkab memberi perhatian lebih serius. Nelayan ini bukan hanya pencari nafkah, tapi juga penyangga ekonomi lokal,” tuturnya.

Di akhir pernyataannya, ia menggarisbawahi pentingnya keterlibatan langsung pemerintah dalam mendampingi nelayan menghadapi dinamika pasar. Bagi Nurul, dukungan administratif saja tidak cukup.

“Kami sangat berharap Pemkab dan dinas terkait tidak hanya hadir secara administratif, tapi juga aktif di lapangan, mendampingi nelayan kita agar lebih siap menghadapi tantangan pasar ke depan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *