MEDIAKATA.COM, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) terus mendorong modernisasi sistem irigasi pertanian. Salah satu langkah strategis yang tengah dirancang adalah pembangunan jaringan irigasi berbasis pipa di kawasan Sungai Pimping, sebagai upaya efisiensi distribusi air menuju lahan-lahan produktif.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distanak Kukar, Moh. Rifani, menjelaskan bahwa sistem ini akan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di lapangan. Pompa air yang telah terpasang di lokasi akan dikoneksikan dengan jaringan pipa tertutup guna mengalirkan air secara lebih efisien dan terarah.
“Pompa sudah siap di lapangan. Selanjutnya tinggal pembangunan sambungan jaringan pipa. Sistem ini jauh lebih hemat air karena minim kebocoran dan lebih praktis,” ujarnya, pada Jumat (12/9/2025).
Rifani menilai sistem saluran terbuka yang masih digunakan di beberapa titik pertanian memiliki banyak kelemahan, terutama dalam hal kehilangan air selama distribusi. Sistem irigasi pipa dinilai mampu mengatasi persoalan tersebut dengan memastikan air langsung sampai ke lahan yang membutuhkan.
Proyek irigasi pipa Sungai Pimping sendiri telah masuk dalam rencana kerja Distanak Kukar. Saat ini, proses masih menunggu pengesahan anggaran agar bisa segera dieksekusi di lapangan.
“Sudah kami ajukan ke instansi terkait. Harapannya anggaran tidak terkena pemangkasan sehingga pelaksanaannya bisa segera dimulai,” tambah Rifani.
Tak hanya efisiensi air, sistem irigasi berbasis pipa ini juga dinilai lebih ramah lingkungan karena mengurangi kebutuhan energi tambahan dalam proses distribusi. Pemerintah daerah berharap model ini bisa dijadikan rujukan untuk pengembangan irigasi serupa di wilayah lain.
“Ini bagian dari transformasi pengelolaan air untuk pertanian. Irigasi pipa bisa jadi solusi jangka panjang dalam meningkatkan produktivitas dan mendukung ketahanan pangan lokal,” jelasnya.
Distanak Kukar meyakini, implementasi jaringan pipa di Sungai Pimping akan membuka peluang bagi lahan-lahan yang selama ini belum terjangkau air untuk kembali digarap. Dengan sistem yang lebih efisien dan terstruktur, para petani diharapkan dapat mengoptimalkan hasil panen, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi bagian dari perubahan cara kita memperlakukan sektor pertanian secara lebih serius dan berkelanjutan,” tutup Rifani.












