MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Persoalan stunting hingga saat ini masih membayangi jutaan anak di Indonesia. Stunting adalah masalah gizi kronis yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022 lalu, prevalensi stunting di Samarinda mengalami kenaikan hingga di angka 25,3 persen dari yang semula 21,6 persen.
Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar turut menanggapi hal tersebut. Ia mengatakan permasalahan Stunting itu di sebabkan dari berbagai macam faktor, seperti masalah Ekonomi.
“Faktor seperti, masalah ekonomi juga berpengaruh, ada juga pengetahuan orang tua terhadap standar pemenuhan gizi pada anak dan masih banyak lainnya,” ucapnya.
“Selain itu pernikahan anak usia dini, juga berpengaruh, saat mengandung dikhawatirkan tulang panggulnya masih lemah, itu kan berefek pada saat lahiran anaknya nanti,” sambungnya.
Deni mengungkapkan, untuk menekan angka Stunting ini tentunya tidak mudah perlu adanya dukungan dan kerjasama seluruh elemen di Samarinda.
“Tentunya mengatasi masalah stunting ini juga tidak mudah, pasti membutuhkan perhatian dari semua pihak, baik itu dari eksekutif, legislatif, masyarakat dan lainnya,” ujarnya.
Politisi Gerindra ini pun berharap, semoga angka Stunting tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya dan perlu adanya program prioritas untuk menekan angka Stunting tersebut.
“Kami akan melakukan monitoring dan evaluasi program dari OPD terkait, apakah sudah menjadi stunting sebagai prioritas program kerja atau belum,” tandasnya. [ADV/ISN]