Dok.Suasana Seminar Internasional Kearsipan. (Dok)
MEDIAKATA.COM, SAMARINDA– Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim), berkesempatan hadir menjadi peserta Seminar Internasional Kearsipan tingkat Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), oleh Southeast Asia-Pacific Audiovisual Archive Association (SEAPAVAA). Guna berbagi pengalaman dan membahas cara penyelamatan Arsip Kolektif Bangsa, di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Jakarta.
Minggu lalu, ANRI bersama SEAPAVAA menggelar Seminar Internasional tingkat ASEAN. Bertemakan visual archives preservation strategies. Agenda Internasional yang digelar di Jakarta tersebut sukses mendapat perhatian para Arsiparis se-Indonesia.
Tak ketinggalan, Arsiparis DPK Kaltim Dewi Susanti, mengungkapkan kebahagiaannya menghadiri agenda besar tersebut.
Menurutnya, pembicara atau narasumber pada acara tersebut memberikan pemahaman secara luas kepada peserta, bagaimana menjaga sebuah arsip kolektif bangsa.
“Mereka dari narasumber tingkat ASEAN ini memberikan pengalaman-pengalaman bagaimana melakukan penyelamatan preservasi arsip. khususnya ya arsip-arsip yang di negara atau nasional,” ungkapnya Dewi, Senin (13/11/2023).
Seminar tersebut menghadirkan beberapa n
Pembicara dan narasumber hebat tingkat Internasional. Seperti, Kepala ANRI Imam Gunarto, Presiden SEAPAVAA Karen Chan, Kepala Media Preservation Departement of Preservation Services University of Illinois at-Urbana-Champaign USA Joshua Harris, Kepala Collection Preservation National Film and Sound Archive of Australia Rebecca Coronel.
Tak hanya itu, dihadirkan juga Research Chief Center for Heritage Studies Polytechnic University of the Philppineas Rosemarie Roque, dan Digital Preservation Analyst Archives New Zealand Joshua NG.
Dalam agenda tersebut, Dewi mengungkapkan, garis besar Seminar tersebut adalah bagaimana suatu arsip tersebut dinilai menjadi sebuah koleksi Nasioanal, dan bagaimana menjaganya.
“Salah satunya adalah bagaimana sih, menyelamatkan memori kolektif bangsa yang ada di Indonesia, kara jujur Indonesia selalu jadi perhatian negara lain. Sayang kalo bangsa sendiri gak bisa menyelamatkan ceritanya sendiri,” jelasnya.
Ia pun membeberkan, situs Candi Borobudur, Candi Prambanan, kisah setiap motif batik, merupakan arsip yang dikenal secara mendunia.
“Borobudur, Prambanan, terus batik dikatakan sebagai warisan budaya dunia juga,” ucapnya.
Arsiparis Kaltim itu menuturkan, kegiatan tersebut merupakan upaya internasional, guna mengingatkan pentingnya kisah nasional sebagai situs bangsa yang perlu dilestarikan dari generasi ke generasi.
“Kegiatan yang dilakukan ini dalam rangka presentasi penyelamatan arsip-asep memori kolektif bangsa. Jadi kata orang asing memori politik bangsa ini adalah menggambarkan cita-cita diri atau menggambarkan ciri khas dari negara itu sendiri,” tutupnya.
[ADV/RUL/TSN]