Sangatta – Sejumlah proyek pembangunan yang termasuk dalam program prioritas Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dalam skema multi years contrak (MYC) menghadapi tantangan pelaksanaan.
Meskipun skema MYC sudah diwacanakan sejak tahun 2022 dan dialokasikan anggaran sejak tahun 2023 untuk dua tahun pengerjaan, namun dari 24 proyek tersebut, hanya separuh yang mulai berprogres konstruksinya di akhir tahun 2023.
Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur, Faizal Rachman, mengungkapkan kekhawatiran terhadap perlambatan pelaksanaan proyek-proyek tersebut.
Faizal menyoroti bahwa penyerapan anggaran pada tahun 2023 hanya mencapai 20 persen, yang dinilainya masih sangat minim. Menurutnya, hal ini dapat berdampak pada finishing atau perealisasian pembangunan yang telah dinantikan oleh masyarakat.
“Multiyears itu dialokasikan dalam dua tahun anggaran. Tahun 2023 ini, berapa untuk item kegiatan ini, berapa itu sudah ada skema,” ujar Faizal.
Ia menekankan urgensi percepatan pelaksanaan proyek. Meskipun lelang proyek baru dilakukan di bulan sebelumnya, Faizal menegaskan pentingnya percepatan proses pelaksanaannya.
Dalam upayanya untuk memastikan kelancaran pembangunan, Faizal berkomitmen untuk terus memantau perkembangan proyek-proyek tersebut.
Ia juga memanggil Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dan kontraktor untuk mengatasi kendala-kendala yang mungkin muncul selama pelaksanaan proyek, dengan harapan agar proyek-proyek ini dapat berjalan sesuai rencana dan bermanfaat bagi masyarakat setempat.ADV