Dok.Ilustrasi bencana kebakaran di Samarinda. (Ist)
MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Dalam upaya menciptakan keamanan dari musibah api kebakaran, Pemerintah kota (Pemkot) Kota Samarinda melalui Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota, mendorong masyarakat untuk waspada dan berhati-hati dalam menggunakan alat yang dapat menjadi pemicu api besar.
Berhati-hati dalam menggunakan alat pemicu api mesti menjadi perhatian penting. Pasalnya, dalam menjalankan ibadah puasa, aktifitas memasak masyarakat cenderung meningkat.
Oleh karenanya, langkah pencegahan terhadap potensi kebakaran yang dapat terjadi akibat kelalaian penggunaan alat tersebut telah menjadi perhatian Pemkot Samarinda.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Samarinda Hendra AH menjelaskan, bulan Ramadan kerap menjadi fokusnya, lantaran aktifitas menggunakan kompor akan bertambah. Terlebih, aktifitas pasar jajanam mendadak juga meninggi.
“Hal yang perlu diwaspadai agar tak ada insiden kebakaran selama Ramadhan yakni memeriksa kompor usai memasak sahur maupun hidangan berbuka puasa, dan jangan bermain petasan yang bisa menjadi pemicu kebakaran,” jelasnya, Kamis (14/3/2024).
Ia mengungkapkan, kebakaran di Samarinda sering kali terjadi akibat korsleting listrik dan aktivitas dapur. Sehingga, kesiapsiagaan pihaknya terhadap kebakaran saat bulan Ramadan berlangsung akan ditingkatkan.
“Anggota kami sudah kami tegaskan untuk gerak cepat apabila kebakaran terjadi. Kami upayakan di bawah 15 menit sudah tiba di lokasi kejadian,” tegasnya.
Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan, secara presentase, 50 persen lebih penyebab kebakaran di Samarinda diakibatkan korsleting listrik.
Menurutnya, kebanyakan masyarakat cenderung menggunakan instalasi listrik yang sembrono sehingga dapat menimbulkan percikan api. Seperti penggunaan terminal yang overlurd, kabel aliran listrik yang tidak teratur, hingga kualitas kabel yang sudah tak layak pakai.
Menanggapi hal itu, pihaknya tak henti-hentinya bertindak reaktif saat kebakaran dan proaktif dalam pencegahan. Melalui edukasi kepada masyarakat tentang bahaya yang timbul serta cara-cara untuk mencegah kebakaran, ia pun berharap bulan Ramadan dapat terjalankan tanpa adanya bencana api.
“Program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat (Probebaya) yang diusung pemkot misalnya melibatkan pelatihan anggota Disdamkar untuk mengajarkan cara pencegahan kebakaran,” ungkapnya.
Ia pun membeberkan, permukiman padat merupakan lokasi rawan terjadinya kebakaran. Sebab, dengan akses sempit dan kondisi rumah yang berdempetan proses penyebaran api akan cepat dan pemadaman kebakaran akan terhambat.
“Kawasan Jalan Dr Soetomo, Jalan Lambung Mangkurat, Jalan Cipto Mangunkusumo,” imbuhnya.
Berkaitan tanggap darurat kebakaran, Hendra pun mengimbau, agar warga Samarinda dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kebakaran. Dan segera melaporkan jika terindikasi api menyebar.
“Jika sudah ada potensi titik api, mohon melaporkan kejadian kebakaran segera, bukan hanya menjadi penonton agar dapat ditangani dengan cepat oleh petugas pemadam kebakaran,” pungkasnya.
[RUL/TSN]












