MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) nomor urut 03, Angela Idang Belawan-Suhuk, membedah arah kebijakan pembangunan Mahulu dalam diskusi interaktif bertajuk Gerakan Pemuda Mahasiswa Mahulu Melaju (G3MA MAJU) yang digelar di Cafe Bagios, Rabu (7/5/2025).
Kegiatan yang dihadiri puluhan mahasiswa asal Mahulu ini menjadi forum terbuka bagi pasangan calon untuk menyampaikan program prioritas mereka jika terpilih dalam Pilkada mendatang.
Fokus pembahasan meliputi konektivitas infrastruktur, peningkatan mutu pendidikan, pembangunan layanan kesehatan, serta digitalisasi sistem beasiswa.
Angela menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan hanya soal membuka akses jalan, tapi juga memastikan keterhubungan antarwilayah hingga kampung-kampung terpencil.
“Infrastruktur bukan hanya jalan, tapi kita ingin akses jalan kita terhubung dari kampung ke kampung, kecamatan ke kecamatan, dan tidak hanya dengan jalan. Kita juga memprioritaskan jembatan, karena itu sangat membantu bagi masyarakat yang berada di seberang sungai,” ujarnya.
Tak hanya infrastruktur fisik, Angela juga menekankan urgensi pendidikan dan kesehatan yang inklusif dan berkualitas. Menurutnya, tanpa pendidikan memadai, mustahil Mahulu memiliki generasi muda yang mumpuni.
“Saya bersama Pa Suhuk juga ingin membangun fasilitas kesehatan. Maka dari itu kita harus punya akses yang bagus, pendidikan yang layak, dan fasilitas kesehatan yang baik,” tambah Angela.
Ia juga memastikan program-program yang sudah berjalan tidak akan dilupakan atau dihapus, melainkan diperkuat dan dilanjutkan.Dalam kesempatan yang sama, Suhuk menyampaikan komitmen mereka terhadap penyediaan lapangan kerja dan beasiswa.
“saya sering ditanya dalam reses, kalau mau menciptakan pengangguran, kenapa harus dikuliahkan? Maka untuk menjawab itu, kami akan berkomitmen untuk menyiapkan lapangan pekerjaan kepada kalian,” tegasnya.
Menurut Suhuk, program beasiswa juga akan diarahkan secara lebih strategis, khususnya untuk jurusan yang mendukung sektor prioritas seperti guru dan kesehatan. “Kami juga akan membangun sistem beasiswa digital. Maka dari itu kita perlu digitalisasi agar beasiswa ini transparan,” jelasnya.
Diskusi semakin dinamis ketika mahasiswa mulai menyampaikan pertanyaan. Apri Geofani mempertanyakan langkah konkret pembangunan infrastruktur, sementara Melisa menanyakan pendapat pasangan calon mengenai efektivitas program beasiswa gratispol dan arah pengembangannya ke depan.
Menjawab pertanyaan itu, Angela menjelaskan bahwa beasiswa merupakan elemen penting untuk mendorong pendidikan berkualitas di Mahulu.
“Kita akan meningkatkan beasiswa ini, karena kami sangat yakini bahwa beasiswa adalah penunjang utama pendidikan,” katanya.
Angela memaparkan tiga pendekatan utama beasiswa ke depan: pertama, keadilan sosial, agar penyalurannya tepat sasaran dan tidak diskriminatif berdasarkan latar belakang; kedua, keterhubungan beasiswa dengan kebutuhan nyata Mahulu, khususnya untuk jurusan guru dan kesehatan; dan ketiga, digitalisasi sistem beasiswa, agar prosesnya lebih transparan dan akuntabel.
“Kita juga ingin fasilitas tenaga kesehatan diimbangi dengan SDM yang mumpuni, karena teknologi yang hebat tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada yang bisa mengoperasikannya,” tegasnya.
Diskusi juga menjadi ruang aspirasi ketika Regina, salah satu mahasiswa, mengungkapkan kekhawatirannya soal proses seleksi duta daerah. Ia menilai bahwa selama ini pemilihan duta pelajar, duta hukum, maupun duta pariwisata di Mahulu terkesan asal tunjuk dan tidak melalui proses seleksi yang matang.
“Saya harap ke depan seleksi duta dilakukan lebih serius. Karena itu adalah modal untuk memperkenalkan bahwa anak-anak Kabupaten Mahulu punya potensi dan prestasi,” ujarnya.
Angela merespons dengan dukungan penuh terhadap usulan tersebut. Ia menyampaikan bahwa Mahulu membutuhkan representasi yang bisa membanggakan daerah, dan untuk itu harus dipersiapkan melalui pelatihan dan seleksi terbuka.
“Saya jelas mendukung, agar Mahulu tidak hanya dikenal orangnya saja, tapi juga sumber dayanya. Maka dari itu kita akan membuat wadah sendiri, agar mereka yang berkompeten bisa mengikuti seleksi dengan baik. Kita harus ada pelatihan, baik etika, pengetahuan, kreativitas, inovasi, maupun komunikasi yang baik,” tegas Angela.
Angela menutup diskusi dengan pernyataan penuh harapan terhadap peran aktif mahasiswa.
“Saya ingin Mahulu tidak hanya dikenal dari namanya, namun saya ingin dikenal dari kualitas SDM juga kualitas sumber dayanya,” pungkasnya.