MEDIAKATA..COM, Kukar – Pemerintah Kecamatan Samboja Barat terus menaruh perhatian serius terhadap kondisi sarana pendidikan di wilayahnya. Camat Burhanuddin menyatakan bahwa keterbatasan ruang kelas masih menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh sejumlah sekolah, terutama di tengah meningkatnya kebutuhan pendidikan seiring perkembangan wilayah.
“Persoalan sarana dan prasarana sekolah memang masih jadi perhatian kami di kecamatan,” ujarnya pada Jumat (22/8/2025).
Sejumlah sekolah, ungkap Burhanuddin, belum tersentuh pembangunan maupun rehabilitasi dalam beberapa tahun terakhir. Akibatnya, sebagian siswa terpaksa menjalani sistem belajar siang karena keterbatasan ruang belajar yang tersedia.
“Beberapa sekolah seperti SD 005 dan beberapa SD lainnya masih kekurangan ruang kelas. Akhirnya mereka belajar siang,” ungkapnya.
Kondisi ini, menurutnya, berdampak langsung pada kualitas pembelajaran. Sistem belajar siang dianggap kurang ideal karena anak-anak harus menyesuaikan diri dengan waktu belajar yang lebih singkat dan kondisi yang kurang kondusif.
“Kondisi ini tentu kurang leluasa bagi siswa dalam menerima pelajaran,” katanya.
Meski demikian, ada angin segar dari pembangunan satu unit sekolah baru yang telah terealisasi tahun ini di wilayah Kilometer 50. SD 035 dibangun sebagai bagian dari upaya pemerintah daerah menambah kapasitas ruang belajar di kawasan tersebut.
“Alhamdulillah, tahun ini sudah ada satu sekolah yang dibangun. Tapi masih banyak sekolah lain yang menunggu giliran,” ujar Burhanuddin.
Ia mengakui bahwa proses pembangunan dan rehabilitasi sekolah memang memerlukan waktu, mengingat banyaknya kebutuhan serupa di berbagai wilayah. Namun, ia berharap wilayah yang kondisi pendidikannya sudah tergolong darurat bisa mendapatkan perhatian lebih dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar.
“Kami maklum kalau antrean panjang, tapi harapannya yang paling mendesak bisa diprioritaskan,” ucapnya.
Selain ruang kelas, Burhanuddin juga menyoroti keterbatasan fasilitas pendukung lainnya, seperti sarana sanitasi dan ruang penunjang kegiatan belajar. Pemerataan pembangunan dinilai menjadi hal yang sangat penting demi menciptakan akses pendidikan yang adil dan layak bagi semua siswa.
“Kalau sarana kurang, yang rugi bukan hanya sekolah, tapi juga anak-anak kita yang seharusnya mendapat fasilitas lebih baik,” tuturnya.
Pemerintah kecamatan, lanjutnya, secara aktif terus menyuarakan kebutuhan tersebut dalam forum perencanaan pembangunan. Ia menyampaikan bahwa Samboja Barat sebagai wilayah yang berkembang cepat, terutama dengan posisinya yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), seharusnya menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan pendidikan.
“Jadi kami berharap pemerintah kabupaten bisa melihat ini sebagai prioritas,” pungkasnya.












