Waspada, Kasus Malaria Di Kaltim Meningkat

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

MEDIAKATA.COM, Penyakit malaria di Kaltim masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Bagaimana tidak, kasus malaria di Kaltim mengalami peningkatan.

Berdasarkan infografis malaria di Kaltim, di temukan 61 kasus positif malaria. Diantaranya yaitu, di Penajam Paser Utara (PPU) 2 kasus, Kutai Timur (Kutim) 38 kasus, Berau 2 kasus, Kutai Barat 3 kasus, dan Balikpapan 6 kasus.


Berdasarkan data infografis malaria di Kaltim, Annual Parasite Incidence (API) terhadap angka kesakitan malaria tertinggi terdapat di wilayah Kabupaten PPU.


Sebagai informasi, API merupakan indikator yang digunakan dalam menentukan tren morbiditas malaria dan menentukan endemik suatu daerah. Biasanya dalam peta wilayah sebaran kasus akan ditandai warna merah untuk endemis tinggi, kuning artinya sedang, dan hijau berarti rendah.

“Penajam Paser Utara masih jadi yang tertinggi untuk angka kesakitan malaria (API) yaitu di angka 6,44 poin” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, beberapa waktu lalu.

Jaya menjelaskan, malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Gigitan nyamuk tersebut mengakibatkan parasit masuk dan mengendap di organ hati lalu menginfeksi sel darah merah.

Ia membeberkan, nyamuk jenis Anopheles ini dapat dijumpai di hutan. Ia juga menyampaikan jika nyamuk Anopheles ini berbeda dengan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD, karena nyamuk Aedes Aegypti dapat ditemukan di wilayah perkotaan.

Biasanya, penderita kasus malaria mayoritas merupakan pada pekerja perusahaan perkebunan dan pengrajin kayu.

Salah satu faktor penyebab utama malaria adalah kondisi cuaca. Tentunya, kondisi cuaca dapat mengakibatkan tubuh manusia menjadi lebih rentan terkena malaria, sehingga masyarakat harus lebih waspada.

“Harapannya masyarakat harus lebih waspada terhadap peningkatan penyakit malaria” pungkasnya. (Adv/Bey/Aji/Diskominfo Kaltim)

Most Recent

01

Akmal Malik Resmi Jadi Pj Gubernur Kaltim Menggantikan

[ccc_my_favorite_select_button post_id="3494"]
02

BREAKING NEWS: Penutupan Pesta Adat Erau Pelas Benua

[ccc_my_favorite_select_button post_id="3486"]
03

PMII Samarinda Gelar Dialog Pembangunan, Soroti Peningkatan Kualitas

[ccc_my_favorite_select_button post_id="3480"]
04

Diduga Buntut Kebakaran TPA Bukit Pinang, Samarinda Diselimuti

[ccc_my_favorite_select_button post_id="3477"]
05

OPD Turun Tangan Sapu Bersih Stadion Aji Imbut

[ccc_my_favorite_select_button post_id="3474"]

Waspada, Kasus Malaria Di Kaltim Meningkat

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram

MEDIAKATA.COM, Penyakit malaria di Kaltim masih menjadi momok menakutkan bagi masyarakat. Bagaimana tidak, kasus malaria di Kaltim mengalami peningkatan.

Berdasarkan infografis malaria di Kaltim, di temukan 61 kasus positif malaria. Diantaranya yaitu, di Penajam Paser Utara (PPU) 2 kasus, Kutai Timur (Kutim) 38 kasus, Berau 2 kasus, Kutai Barat 3 kasus, dan Balikpapan 6 kasus.


Berdasarkan data infografis malaria di Kaltim, Annual Parasite Incidence (API) terhadap angka kesakitan malaria tertinggi terdapat di wilayah Kabupaten PPU.


Sebagai informasi, API merupakan indikator yang digunakan dalam menentukan tren morbiditas malaria dan menentukan endemik suatu daerah. Biasanya dalam peta wilayah sebaran kasus akan ditandai warna merah untuk endemis tinggi, kuning artinya sedang, dan hijau berarti rendah.

“Penajam Paser Utara masih jadi yang tertinggi untuk angka kesakitan malaria (API) yaitu di angka 6,44 poin” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin, beberapa waktu lalu.

Jaya menjelaskan, malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Gigitan nyamuk tersebut mengakibatkan parasit masuk dan mengendap di organ hati lalu menginfeksi sel darah merah.

Ia membeberkan, nyamuk jenis Anopheles ini dapat dijumpai di hutan. Ia juga menyampaikan jika nyamuk Anopheles ini berbeda dengan nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD, karena nyamuk Aedes Aegypti dapat ditemukan di wilayah perkotaan.

Biasanya, penderita kasus malaria mayoritas merupakan pada pekerja perusahaan perkebunan dan pengrajin kayu.

Salah satu faktor penyebab utama malaria adalah kondisi cuaca. Tentunya, kondisi cuaca dapat mengakibatkan tubuh manusia menjadi lebih rentan terkena malaria, sehingga masyarakat harus lebih waspada.

“Harapannya masyarakat harus lebih waspada terhadap peningkatan penyakit malaria” pungkasnya. (Adv/Bey/Aji/Diskominfo Kaltim)