Suasana Kegiatan Kemah Moderasi Beragama, dilaksanakan di Gubuk Semar, Muara Badak Kukar, pada Minggu (5/11/2023) siang.(Dok: Pelita Kaltim)
MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Forum Pemuda Lintas Agama (Pelita) Kalimantan Timur (Kaltim) sukses menggelar Kemah Moderasi Beragama, di Gubuk Semar di Jalan Tembus Badak Mekar, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar). Pada Minggu (5/11/2023) siang.
Kemah yang berlangsung khidmat ini diikuti para pemuda dari berbagai organisasi lintas agama.
“Bicara moderasi beragama berarti bicara kelangsungan bangsa Indonesia, bicara bagaimana negara ini harus tetap plural dan tetap harus menghargai perbedaan,” ujar Ketua Pelita Kaltim, Dirham dikonfirmasi media ini.
Menurutnya, perbedaan pilihan politik, agama, budaya, dan suku tidak semestinya memecah belah bangsa. Hal itu seperti yang dicontohkan para founding fathers bangsa.
“Kita harus menunjukkan komitmen berbeda tapi satu tujuan. Ini semata-mata untuk kelangsungan bangsa, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan NKRI,” kata Dirham yang juga menjabat sebagai Ketua Barisan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Kota Samarinda itu.
“Hal tersebut merupakan misi besar Moderasi Beragama, yakni memastikan setiap anak bangsa memiliki komitmen kebangsaan yang sama,” tamabhnya.
Pemuda masa kini, kata dia, juga harus adaptif terhadap local wisdom. Sebab, masyarakat Indonesia kaya akan budaya dengan segala variannya. Indonesia negara yang besar dengan jumlah penduduk yang luar biasa besarnya.
“Tahun 2045 kita akan menyumbangkan bonus demografi. Pada saat itu, mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi produktif yang akan banyak berkiprah untuk mewarnai dunia,” tuturnya.
Dirham menambahkan, penguatan Moderasi Beragama telah menyasar semua komponen ASN, khususnya di Kemenag. Secara nomenklatur, konsep Moderasi Beragama sudah cukup familiar, tak terkecuali di kalangan Gen Z yang menjadi bagian penting dari program itu.
Dirham sadar bahwa penguatan Moderasi Beragama tidak bisa hanya dilakukan Kemenag.
Ada banyak stakeholder yang perlu diperhatikan dan dilibatkan, salah satunya para pegiat media sosial dan wartawan. Kemenag juga dituntut mampu menggerakkan potensi besar dunia maya dalam diseminasi penguatan Moderasi Beragama.
“Kemah Moderasi Beragama ini merupakan model pendekatan untuk penguatan Moderasi Beragama. Hal ini perlu diupayakan, baik di dunia nyata maupun jagat maya,” pungkasnya.
[TSN]