Kasus Kebakaran Di Samarinda Marak Terjadi, Sebut Penyebab Korsleting Arus Listrik Jadi Pemicunya

Dok.Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Damkar Samarinda Muhammad Teguh Setia Wardana

MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Kota Samarinda mengalami tantangan serius dengan terjadinya tiga kebakaran beruntun pada Kamis. Insiden tersebut memunculkan desakan kuat oleh Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi pemicu kebakaran.

Diketahui, pada Kamis kemaren, telah terjadi 3 kasus kebakaran secara beruntun. Kebakaran pertama terjadi di sebuah rumah kosong di Jalan M. Said, Gang Marhamad, RT 13, Kelurahan Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjang, pukul 08.50 Wita. Dengan bahan material rumah yang terbuat dari kayu dan tertutup semak belukar tersebut telah habis terbakar.

Kurang dari satu jam kemudian, berlanjut pada pukul 09.20 Wita, kebakaran kembali melanda area pertokoan di Jalan DI. Panjaitan, Kelurahan Sungai Pinang Dalam. Dimana, sebuah rumah toko (ruko) dua lantai hampir habis dimakan api.

Dua jam berselang, kebakaran ketiga terjadi di Jalan Pelita, Kecamatan Samarinda Ilir, pada pukul 12.25 Wita. Beruntung, seperti kebakaran kedua, pemadam kebakaran dapat mengantisipasi dengan menggunakan alat pemadam api ringan (APAR).

Menanggapi peristiwa lalapan api di Kota Tepian, Damkar pun menekankan pentingnya memeriksa setiap kondisi instalasi listrik, kompor, dan faktor lainnya yang dapat menyebabkan kebakaran. Terlebih saat bepergian atau meninggalkan rumah.

Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Damkar Samarinda Muhammad Teguh Setia Wardana, menjelaskan bahwa penyebab rata-rata kebakaran yang terjadi di Kota Tepian, disebabkan oleh korsleting listrik.

“Kebakaran yang terjadi itu tercatat, kejadian kebakarannya bervariasi. Kalau untuk penyebabnya kebanyakan korsleting listrik,” ungkapnya, Jumat, (12/1/2024).

Menurutnya, peristiwa lahapan api yang terjadi akibat ketidakpedulian masyarakat terhadap bahayanya kebakaran. Padahal, diimbauan untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama dengan adanya pemadam api ringan (APAR) di lokasi strategis, kerap dilakukan.

Baca Juga :  Kebutuhan Logistik Pemilu 2024 Telah Diterima, KPU Samarinda Sekarang Dalam Tahap Penataan

“Kita selalu mengedukasi memberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk pencegahan kebakaran. Kita sudah ada sosialisasi kamaren di tahun 2023 itu,” jelasnya.

Meskipun demikian, ia membeberkan, setelah beberapa kasus kebakaran yang terjadi, kesadaran masyarakat terhadap keberadaan APAR di rumah mulai meningkat.

“Di lingkungan padat penduduk itu paling pertama harus tersedianya Apar, paling tidak sebelum kami di lokasi sudah ada pencegahan ringan,” imbuhnya.

Selain itu ia mengimbau, agar masyarakat lebih peduli lagi terhadap kondisi instalasi listrik rumah. Sebab, apabila sudah melewati batas waktu tertentu, perlu adanya peremajaan aliran listrik per 15 tahun sekali untuk dalam rumah.

“Meskipun sudah SNI tetap perlu diperiksa karena utuk jaringan listrik yang 10 tahun sampai 15 tahun itu sudah tua sekali kabel termasuk kedalam kategori rapuh,” pesannya.

Ia pun menegaskan pihaknya siap melayani 24 jam. Namun, teruntuk warga Samarinda terlebih di wilayah pemukiman, juga harus tetap memperhatikan kondisi pelistrikan rumah dan pemicu lainnya. Mengingat 70 persen kebakaran di Kota Samarinda disebabkan oleh korsleting listrik.

“Kebakaran itu tidak ada dalam kalender. Kapan dia mau kebakar? tidak ada dalam Kalender. Yang ada dalam kalender kami selalu siap siaga 24 jam, apabila terjadi kebakaran di 65 wilayah Samarinda,” pungkasnya.

[RUL/TSN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *