MEDIAKATA.COM, Kukar – Fenomena anak-anak yang berdandan seperti badut dan berkeliaran di jalan hingga larut malam menjadi perhatian serius Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara (Kukar). Aktivitas yang kerap dianggap sebagai cara anak mencari nafkah ini dinilai jauh lebih kompleks dan berisiko.
Plt Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayitno, menyebut praktik tersebut tidak bisa dipandang sekadar sebagai bentuk kerja anak. Ia menegaskan bahwa anak-anak itu sebenarnya merupakan korban eksploitasi.
“Anak-anak ini korban eksploitasi. Mereka tampak bekerja, tapi sesungguhnya dimanfaatkan oleh orang dewasa demi kepentingan ekonomi. Penanganan tak boleh berhenti di permukaan,” ujar Hero, pada Selasa (26/8/2025).
Menurut Hero, masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa keterlibatan anak-anak di jalanan hanya karena kondisi ekonomi keluarga. Pandangan seperti ini, katanya, justru menyesatkan dan berisiko membenarkan praktik eksploitasi.
“Eksploitasi anak membutuhkan intervensi komprehensif, bukan sekadar penertiban sesaat. Negara harus hadir penuh melindungi mereka,” tegasnya.
DP3A Kukar, lanjut Hero, telah mengambil langkah nyata dengan mengerahkan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Anak untuk menangani kasus-kasus semacam ini. Penanganan dilakukan tidak hanya melalui pembinaan, tetapi juga melalui konseling, asesmen sosial, advokasi hukum, hingga fasilitasi akses pendidikan bagi anak-anak yang terlibat.
“Pendekatan ini akan dijalankan bersama lintas sektor, termasuk Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial. Harapan kami, anak-anak tidak hanya lepas dari jalanan, tapi juga mendapatkan pemulihan yang layak,” jelas Hero.
Ia menekankan bahwa pola eksploitasi yang terus berulang merupakan sinyal bahwa sistem perlindungan anak masih menghadapi tantangan besar. Oleh karena itu, keterlibatan aktif semua pihak sangat diperlukan.
“Rumah semestinya menjadi tempat paling aman bagi anak. Jika rumah sudah tak lagi aman, negara tidak boleh berhenti pada formalitas hukum, melainkan wajib memastikan perlindungan yang nyata,” pungkasnya.
DP3A berharap melalui sinergi lintas sektor, anak-anak di Kukar dapat terbebas dari eksploitasi dan memiliki ruang tumbuh yang lebih aman, sehat, dan bermartabat.












