DPK Bersama GPMB Samarinda Gelar Diskusi Buku, Tingkatkan Minat Baca Bagi Warga Kota Tepian

Ket: Moment foto bersama dalam Agenda Diskusi Buku di Aula Perpustakaan Kota Samarinda.(Syahrul/ MEDIAKATA)

MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Samarinda bersama Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) sukses menggelar Diskusi Buku Perang di Samarinda, pada Rabu (4/10/2023) di Aula Perpustakaan Kota Samarinda.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Samarinda Erham Yusuf dalam sambutannya, menyambut baik program literasi tersebut. Ia menilai, dengan adanya kegiatan ini. Budaya literasi akan terus digaungkan di Kota dengan julukan Tepian ini

“Saya sangat mengapresiasi dan terbuka sekali jika ada penggiat-penggiat literasi mau memanfaatkan gedung perpustakaan ini. Terlebih yang saya yakin bahwa peserta hari ini adalah orang-oranh yang gemar membaca” ungkanya dalam sambutannya.

Sementata itu, Ketua GPMB Samarinda, Rusmadi Wongso, menjelaskan betapa pentingnya budaya membaca. Kata dia, Karena membacalah pengetahuan akan terus meningkat. Dengan mengombang-ambing lautan pengetahuan di tiap kata di dalam buku.

“Tanpa membaca kita tidak akan memiliki pengetahuan” ucap Rusmadi kepada media ini.

Agenda tersebut juga dalam rangka memperingati menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Gerakan Permasyarakatan Minat Baca ke-22.

“ini juga menjadikan bulan oktober ini sebagai bulan literasi, jadi ini adalah mengawali dan kebetulan 25 oktober nnti hari HUT ke-22 dan, bulan sumpah, pemuda bulan bahasa” lanjutnya.

Tak ketinggalan Diskusi Buku ini turut menghadirkan Penulis Sejarah, Muhammad Sarip. Dengan memperkenalkan karya buku terbarunya berjudul Perang Di Samarinda : Sejarah Perjuangan Indonesia Merdeka di Ibu Kota Kalimantan Timur 1945-1949.

Ia menambahkan, Kaltim terdapat kekurangan literasi sejarah. Terkhusus Samarinda. Ia berupaya, agak kekurangan tersebut dapat tertutupi melalui buku yang menjadi bahan diskusi pada acara tersebut.

Baca Juga :  Ananda Emira Moeis Rutin Adakan Sosialisasi Perda Bantuan Hukum, Harap Masyarakat Terbantu

“Saya cuma mengisi ruang kosong literasi sejarah lokal di Kalimantan Timur. Karena sumber literasi, sumber pustaka, maupun referensi itu minim, sedangkan masyarakat itu haus akan sejarah,” ungkap pria yang disapa Sarip.

Kata dia, setiap karyanya tercipta atas dasar hobi dan akan dibutuhkan saat Ibukota Negara mulai aktif nanti.

“Saya melakukan ini karena hobi dan sebelum adanya wacana pemilihan ibukota loh. Jadi ketika ada informasi yang betul-betul di umumkan dan terjadi atas pengumuman Presiden pada 26 Agustus 2019 bahwa Ibukota di Jakarta di pindah ke Kalimantan, saya sudah punya modal karya tulis sejarah dan itu diperlukan sekali oleh pemerintah nantinya,” pungkasnya.

[ADV/RUL/TSN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *