DPK Kaltim Sebut Literasi Dapat Kembangkan Potensi Diri, Taufik: Literasi Tingkatannya Tinggi

Ket : Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (BP3KM) DPK Kaltim, Taufik. (Ist)

MEDIAKATA.COM, SAMARINDA- Literasi sebagai tajuk pengembangan kualitas diri masyarakat. Karena dampaknya yang sangat baik jika diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, untuk berliterasi perlu langkah awal yaitu membaca.

Seperti yang diungkapkan Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (BP3KM), Taufik saat ditemui media ini, Rabu (4/10/2023) siang.

Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca (BP3KM) DPK Kaltim, Taufik meyakini bahwa minat baca buku konvensional masyarakat masih tergolong tinggi.

“Karena kami yakin masih banyak masyarakat punya minat yang tinggi terhadap buku tercetak, jika dipilihkan antara buku digital atau buku tercetak,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, bahwa keasikan dalam membaca dan menikmati buku hanya dapat dirasakan jika nuansa kebersamaan dalam memahami suatu buku dapat terekam dengan baik oleh pengunjung.

“Kenikamatan membaca buku tidak di dapat dari buku elektronik yang dapat kita akses di smartphone. Konten atau buku elektronik yang di akses di hp terlau buat kita aktivitas individu. Akan beda rasanya jika ke perpus karena kita akan diskusi dengan teman-teman perpustakaan dan lainnya tentang apa yang di baca,” lanjutnya.

Literasi yang difahami saat ini tergolong dangkal dan dimaknai sederhana oleh kebanyakan orang. Sehingga hal tersebutlah yang memicu kurangnya minat membaca. Padahal dampak positifnya akan terasa.

“Kita sudah familiar dengan istilah literasi,cuma konsepnya yang kurang faham ada istilah peningkatan budaya baca. peningkatan minat baca dan peningkatan literasi masyarakat,” jelasnya.

Ia meneruskan bahwa literasi merupakan tingkatan lebih tinggi dalam memahami suatu buku. Karena dalam literasi, dampaklah yang menjadi tolak ukur kebermanfaatan suatu bacaan dan telaah masyarakat terhadap buku.

“Kita harus faham lierasi itu tingkatan lebih tinggi daripada proses membaca. Tapi membaca adalah pintu gerbang utama untuk menjadi masyarakat yang memliki literasi yg baik” bebernya.

Baca Juga :  Kurangnya Perhatian dari Pemkab Kutim, Suang Geah Sebut Pentingnya Pemanfaatan Mangrove untuk Perekonomian Daerah

Literasi akan berguna, jika dengan membaca tajuk manfaat nyata dalam kehidupan sang pembaca, pribadi ataupun masyarakat merasakannya.

“Menjadikan membaca sebagai hobi dan tidak berdampak terhadap kehidupan kita itu cuma unsur membaca saja. Yang kita inginkan setelah membaca itu ada dampaknya. Dampak itulah yg disebut literasi. Jadi literasi itu adalah kemampuan ssorang untuk mendapatkan mengolah dan mendayagunakan informasi untuk peningkatan dirinya dan lingkungan” terangnya.

Ia pun kembali menuturkan bahwa DPK memiliki program mendukung untuk mencetak generasi muda berkualitas dalam berliterasi. Dan membuktikan hasil tersebut telah dikenang dalam Gedung Perpustakaan Nasional RI.

“Kita ada program inkubator literasi. Contoh penulisan cerpen kita akan bimbing dan fokus pada kelas-kelas pada satu hari aja, tapi diakhir kelas itu akan ada pr berdasarkan teori yg di ajarkan 1 hari. Terbukti pada tahun 2022 terpilih 15 orang dari 100 orang dapat menciptakan buku yang akhirnya diterbitkan Perpustakaan Nasional” bebernya.

Oleh karenanya penulisan termasuk bagian prioritas untuk meningkatkan minat baca sehingga memajukan budaya literasi di lingkungan masyarakat.

[ADV/RUL/TSN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *