Ket: Potret bangunan SMA 1 Long Iram. (Ist)
MEDIAKATA.COM, SAMARINDA – Sekolah yang berada di wilayah terpencil masih terus menghadapi tantangan serius dalam hal kekurangan sarana dan prasarana (sapras).
Kekurangan sapras ini telah berdampak langsung pada proses pembelajaran. Para pendidik kesulitan untuk memberikan pendidikan yang optimal karena terbatasnya ruang guru yang layak.
Salah satunya SMA 1 Long Iram yang berada di Kabupaten Kutai Barat (Kubar), sekolah tersebut masih kekurangan sapras. Kondisi ini telah memberikan dampak negatif terhadap proses pembelajaran. Kurangnya ruang guru yang layak membuat para pendidik kesulitan dalam menyampaikan materi secara efektif.
Waka Sapras, Yusto Febriano mengatakan, meski sudah berdiri 32 tahun lamanya. Namun, masih banyak kekurangan sapras, seperti lab biologi, fisika, kimia dan bahasa.
“Menurut saya, dibilang lengkap juga tidak karena selama 32 tahun berdiri masih belum ada lab biologi, fisika, kimia, dan bahasa itu kan belum ada,” jelas Yusto.
Kendati demikian, rencana pembangunan laboratorium biologi telah disetujui, meskipun belum pasti apakah akan terlaksana tahun ini atau tahun depan.
“Ruang guru juga kami belum ada, tetapi kemarin kita dapat bantuan juga cuman belum tahu Apakah nanti tahun ini atau tahun depan,” ungkapnya.
Di sisi lain, sekolah ini belum memiliki masjid atau musholla di area lingkungannya. Ketidakhadiran tempat ibadah ini telah menjadi kekurangan yang dirasakan oleh siswa dan tenaga pendidik-nya.
“Meskipun usulan untuk mendirikan masjid atau musholla telah diajukan, namun hingga saat ini, realisasi pembangunan tempat ibadah ini masih tertunda,” pungkasnya.
[ADV/DISDIKBUD/TSN]