Ket: Suasana Sosialisasi dna pelatihan.(Dok)
MEDIAKATA.COM, KUTIM – Dinas Pendidikan (Disdik) Kutai Timur (Kutim) telah berhasil menyelenggarakan sosialisasi, pelatihan, pembinaan kelembagaan, dan manajemen sekolah non formal. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu, dimulai pada Kamis, 30 November hingga 2 Desember 2023, di salah satu hotel di Sangatta.
Kepala Disdik Kutim, Mulyono, melalui Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SNF Kutim, Achmad Junaidi, menyampaikan kegiatan sosialisasi tersebut merupakan langkah awal dalam penyusunan buku inovasi layanan program pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kutim.
Buku inovasi tersebut, akan merangkum perjalanan dan keberhasilan program pendidikan non formal di Kutim dalam enam bab. Menurut Junaidi, buku tersebut akan membahas secara rinci tentang keberhasilan dan perjalanan cap jempol, terutama dalam konteks pelayanan kepada masyarakat dibidang kesetaraan pendidikan.
“Intinya buku ini berisi tentang cara pelayanan jemput bola. Pelayanan kepada masyarakat dalam dunia pendidikan khususnya kesetaraan,” ujar Achmad Juniadi Pada beberapa hari lalu.
Dia juga, menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung pada beberapa waktu lalu itu, melibatkan hampir seribu peserta, baik secara langsung maupun online. Peserta berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan Satuan Pendidikan Non Formal (SPNF).
“Jadi ada seribu orang. Baik daring dan luring. Kalau yang luring 30 orang. Jadi bimtek ini ialah untuk penguatan kelembagaan non formal. Pengelolaan kelembagaannya lebih bagus. Agar pelayanan berjalan lancar,” katanya
Diketahui, kegiatan ini merupakan yang kedua kalinya dilaksanakan, terdorong oleh keprihatinannya terhadap maraknya orang yang memiliki ijazah namun tidak memiliki pengetahuan yang memadai.
Selain itu, ia menambahkan, buku hasil sosialisasi ini akan diterbitkan secara nasional dan dijadikan sebagai proyek percontohan nasional. ilmu yang diperoleh peserta dapat direalisasikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kesetaraan di masyarakat.
“Jadi harapannya ilmu yang didapatkan agar direalisasikan ke masyarakat. Untuk itu serap ilmu yang sudah diberikan dengan baik,” pungkasnya.
[ADV/DISDIKBUD/TSN]