Guru Di Satuan Pendidikan Desa Kurang Merata, Disdikbud Berikan Solusi

MEDIAKATA.COM, SAMARINDA– Bertumpuknya tenaga pengajar atau guru di pusat perkotaan. Menjadi Pekerjaan Rumah bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim. Pasalnya, jumlah tenaga pengajar untuk mengisi di wilayah pedesaan pun menurun drastis.

Seperti yang di sampaikan Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Kaltim, Armin saat didatangi media belum lama ini.

Pemerataan tenaga pengajar atau guru masih tergolong minim secara keseluruhan. Terpusat di daerah pelosok atau desa. Tercetaknya guru ditiap tahunnya, menghasilkan kader pengajar yang melebihi kuota penampungan, terkhusus perkotaan seperti Samarinda dan Balikpapan.

Meningkatnya pengangkatan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K). Disdikbud melalui Kabid Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdikbud Kaltim, Armin. Berharap permasalahan penumpukan guru dapat diminimalisir secara besar-besaran.

“Kita mau meratakan guru tapi banyak tantangannya. Oleh sebab itu, pengangkatan P3K yang baru tahun ini langsung ditugaskan ke sekolah-sekolah yang membutuhkan,” ucap Armin, Rabu (11/10/2023).

Ia pun mengungkapkan, terdapat kendala lain dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) perihal penugasan yang harus bermigrasi. Menjadikan hal tersebut kendala yang harus dicarikan solusinya.

“Kalo guru berstatus PNS itu sudah ditempatkan. Kemudian di pindah-pindah lagi bakal sulit. Melihat mereka juga punya keluarga dan anak. Tapi tetap masih kita carikan solusinya,” lanjut Kabid GTK Disdikbud Kaltim tersebut.

Armin pun menambahkan, solusi yang saat ini bisa diterapkan terhadap sekolah yang memperlukan tenaga pengajar adalah dengan mengutamakan guru berbasic utama seperti matematika dan sejenisnya dan guru linier/serumpun seperti sejarah, geografi, dan sosiologi.

“Solusi yang dilakukan sekarang adalah mau tidak kau guru-guru yang satu linier harus mampu merangkap pelajaran yang serumpun seperti sosiologi dan sejarah. Akan berbeda jika guru bidang matematika disuruh mengajar sosilogi yang memang bukan bidangnya,” tutupnya.

Baca Juga :  Disdikbud Kaltim Dukung Penerapan Lingkungan Sekolah Anti Bullying

[ADV/RUL/TSN]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *